Minggu, 27 Desember 2015

Goa Gong

Jangan pernah bilang pernah ke Pacitan jika anda belum pernah ke Goa Gong. Goa Gong adalah goa terindah di Pacitan, bisa jadi goa terindah di pulau Jawa. Bahkan ada sebuah artikel online yang menyebut bahwa Goa Gong adalah goa terindah di Asia Tenggara. Eksotisme dan keindahan goa ini rasanya memang tak ada bandingannya dengan goa-goa lain yang telah menjadi obyek wisata di pulau Jawa.
Salah satu speleotem Goa Gong yang sungguh menakjubkan
Goa Gong sungguh eksotis saat dijelajahi. Di kiri kanan atas bawah lorong penuh dengan stalaktit dan stalakmit aneka bentuk, melembung menggumpal di sana sini sehingga perasaan seakan terbawa pada usus perut makhluk hidup raksasa. Barangkali inilah analogi wujud dari rahim Ibu Pertiwi. Sungguh indah, eksotis … mungkin beginilah suasana tatkala kita masih berada di rahim ibu yang mengandung kita selama 9 bulan lebih.
Goa Gong terkandung di dalam perut bumi gunung Gong-gongan yang terletak di wilayah Dusun Pule, Desa Bromo, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. Dari pusat Kota Pacitan jaraknya kira-kira 37 km ke arah barat. Dinamai Goa Gong karena ada stalaktit yang menggantung di atap goa bila dipukul akan menimbulkan bunyi bergema seperti laiknya suara gong, salah satu instrumen musik gamelan Jawa.
Goa Gong, bagaikan rahim Ibu Pertiwi
Goa Gong, bagaikan rahim Ibu Pertiwi
Jalan menuju Goa Gong relatif mulus dan mudah ditempuh baik dari arah Yogyakarta (Wonosari) maupun dari arah Solo. Jalanan cukup lebar dan nyaman dilewati. Setelah memasuki perkampungan beberapa km menjelang lokasi jalanan memang menyempit sehingga kendaraan harus pelan, apalagi bila harus bersimpangan.
Keistimewaan Goa Gong adalah bangun ruangannya yang mengkubah raksasa sepanjang sekitar 100 m, lebar 15-40 m, dan tinggi antara 20-30 m. Mulut goa berupa lorong pendek penuh dengan stalaktit dan stalakmit menghubungkan dengan ruangan goa berkubah tersebut.
Ruang mengkubah Goa Gong Pacitan
Ruang mengkubah Goa Gong Pacitan
Speleotem atau ornamen yang ada di dalam goa menghiasi seluruh penjuru ruangan.Bentuk stalaktitnya juga beraneka macam, Ada yang meruncing, ada pula yang tipis melebar menjuntai bagaikan sebuah tirai batu.Sebagian permukaan stalaktit ditumbuhi heliktit. Helektit, helictite, sebuah ornamen gua (speleothem) mempunyai bentuk melengkung (bengkok) atau seperti cacing dan memiliki tampak melawan gravitasi selama proses pertumbuhannya (Ref: caves.co.id).
Dari sisi bawah, banyak terdapat stalakmit yang permukaannya berlapis flowstone, sehingga terlihat ornamen yang seperti bertumpuk-tumpuk. Ornamen-ornamen ini sebagian terlihat menyerupai sesuatu, dan  setiap kumpulan ornamen ini diberi nama lokal yang menarik seperti Selo (batu) Jengger Bumi, Selo Paku Buwono, Selo Bantaran Angin, Selo Gerbang, Selo Citro Cipto Agung, Selo Adi Citro Buwono dsb.
Stalaktit dan stalakmit Goa Gong
Stalaktit dan stalakmit Goa Gong
Air rembesan dari batu-batuan karst terkumpul pada cekungan-cekungan yang membentuk kolam-kolam kecil yang tak pernah kering sepanjang tahun. Airnya terlihat jernih dan sejuk dingin bila tangan di celupkan. Konon air kolam goa ini membuat awet muda bagi yang mencuci muka dengan air ini.
Dari sisi Geologi, Goa Gong berkembang pada batugamping Formasi Wonosari yang terbentuk sekitar 10-15 juta tahun. Diawali batugamping mengalami karstifikasi, terangkat dari dasar laut pada permukaan Kuarter sekitar 1,8 juta tahun lalu. (Ref: Baliho Gong Cave, The Wonder of Underground World)
Batu "Salam 2 Jari" Goa Gong
Batu “Salam 2 Jari” Goa Gong
Goa Gong pertama kali dieksplorasi tahun 1995 oleh pak Wakino dan kawan-kawan, yang merupakan penduduk asli setempat. Di tahun 1996 direnovasi oleh Pemda Pacitan dengan dibangunnya prasarana seperti undak-undakan (tangga), pagar pengaman, penerangan listrik dan kipas-kipas penyejuk ruangan agar pengunjung nyaman dan dimudahkan menjelajah di dalam perut goa.

0 komentar:

Posting Komentar